BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.
Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan air hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan dan dipelihara untuk hiasan dalam akuarium, kita kenal sebagai ikan hias.Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Morfologi Ikan Tongkol
2. Klasifikasi Ikan Tongkol
3. Penyebaran Ikan Tongkol
4. Kandungan Gizi Ikan Tongkol
5. Manfaat Ikan Tongkol
6. Budidaya Ikan Tongkol
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Ikan Tongkol yang yang berkhasiat sebagai obat Dan semua yang menyangkut tentang ikan tersebut.
1.4 Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari tiga BAB yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II ISI
Bab ini menjelaskan mengenai morfologi ikan tongkol, klasifikasi ikan tongkol, Penyebaran ikan tongkol, Kandungan gizi ikan tongkol, Manfaat ikan tongkol, dan cara penangkapan ikan tongkol
BAB III KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan sesuai dengan tujuan penyusunan karya tulis .
BAB 11
IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
11.1 Morfologi Ikan Tongkol
Bentuk tubuh ikan tongkol seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29– 30 cm.
Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
11.2 Klasifikasi Ikan Tongkol
Menurut Saanin (1968), klasifikasi Ikan Tongkol adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Species : Euthynnus affinis
11.3 Penyebaran Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC.
11.4 Kandungan Gizi Ikan Tongkol
Kita semua tahu kalau ikan, terutama ikan di laut memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi dan baik untuk dikonsumsi.Ikan
laut memiliki berbagai kandungan gizi yang sangat komplit yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu kandungan gizi yang sangat penting pada ikan laut adalah omega 3 (EPA dan DHA). Selain itu Masih banyak kandungan gizi ikan laut lainnya yang sangat berguna bagi tubuh, seperti protein, mineral, vitamin,dll. Dan tidak lupa, semuanya itu juga tidak terlepas dari pemilihan ikan yang dikategorikan baik dan segar untuk dikonsumsi.
Ikan tongkol segar adalah ikan berkomposisi protein rendah dan lemak rendah.Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan manusia. Kandungan protein ikan relatif besar yaitu antara 15-25% tiap 100 gr daging ikan. Selain itu protein ikan terdiri dari asam-asam amino yang hampir semuanya diperlukan oleh manusia. Protein ikan banyak mengandung asam amino esensial dan kandungan asam amino ini sangat bervariasi tergantung pada jenis ikan. Secara umum kandungan asam amino dalam daging ikan kaya akan lisin tetapi kurang akan kandungan triptofan. Protein ikan dapat diklasifikasikan menjadi protein miofibril, sarkoplasma dan stroma. Komposisi setiga jenis protein pada daging ikan terdiri dari 65-75% miofibril, 20-30% sarkoplasma, dan 1-3% stroma.
Lemak pada daging ikan terdiri dari 95% trigliserida dan asam-asam lemak penyusunnya berantai lurus. Kandungan lemak pada daging ikan berwarna merah lebih tinggi dari pada daging ikan berwarna putih, tetapi pada daging ikan berwarna merah kandungan proteinnya lebih sedikit dibandingkan dengan ikan berwarna putih.
Lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan jenis asam lemak tidak jenuh yang paling banyak adalah asam linoleat, linoleat dan arachidonat. Ketiga jenis asam lemak ini merupakan asam lemak essensial. (Junianto, 2003)
11. 5 Manfaat Ikan Tongkol
Selain lezat dan bergizi, tongkol juga memiliki khasiat yang cukup spesifik,
1. Meningkatkan perkembangan dan kecerdasan otak anak
Mengkonsumsi ikan laut sejak dini dapat meningkatkan perkembangan dan kecerdasan otak anak. Karena ikan tongkol mengandung omega 3 (EPA dan DHA). Peran omega 3 untuk kecerdasan dimulai pada saat seseorang berada dalam kandungan, oleh karena itu sangat dianjurkan kepada ibu ibu mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung omega 3 pada saat kehamilannya. Pada masa kehamilan, dimulailah pembentukan berbagai organ vital seseorang, mulai dari sistem saraf dan otak, jantung, panca indera, alat kelamin, dan lain-lain. Dengan asupan gizi yang cukup dari ibu, proses ini akan berjalan semestinya sampai tahap penyempurnaan proses tumbuh kembang organ- organ yang telah dibentuk sebelumnya hingga dapat mengurangi resiko terjadinya kelainan morfologis pada bayi saat ibu melahirkan.Peran omega 3 untuk tubuh tidak berhenti sampai disitu saja. Omega 3 juga mempunyai peran penting untuk proses sel sel saraf (termasuk sel otak) sehingga dapat meningkatkan kecerdasan anak pada masa tumbuh dan berkembang.
2. Mencegah datangnya beberapa penyakit degenerative
Omega 3 juga mempunyai peranan penting untuk kesehatan seseorang. Dengan bertambahnya usia, seseorang akan rentan terkena berbagai penyakit seiring dengan berkurangnya kerja sistem kekebalan tubuh. Dengan tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung omega 3, akan dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Kandungan omega 3 pada ikan laut juga dapat mencegah timbulnya penyakit jantung, mengurangi kadar kolesterol dalam darah yang merupakan penyebab timbulnya stroke.
3. Merangsang pertumbuhan sel-sel darah merah dan menghambat proses penuaan.
Makannya, jika ingin awet muda, disarankan untuk mengkonsumsi daging ikan tongkol. Jika dikonsumsi secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu sebagai menu utama, penyakit semacam rheumatic dan anemia akan sulit mengganggu anda.
4. Rheumatic dan Linu Tulang
Anda dapat memperoleh khasiat ikan tongkol yang ini dengan menjadikannya sebagai menu utama sehari-hari. Anda bisa merebus atau menggorangnya, tergantung selera. Karena khasiatnya terletak pada daging, akan sangat baik jika kita mengolah ikan tongkol segar. Untuk terapi Rheumatic yang serius, sebaiknya dikonsumsikan tiap hari dengan porsi yang cukup. Sedangkan untuk terapi ringan, cukup 2-3 kali dalam seminggu. Selam pengobatan ini, hindari mandi malam, hawa dingin, atau olah raga berlebihan.
5. Anemia atau Lesu Darah
Tanda-tanda anemia adalah cepat capek, pegal-pegal dipersendian , pucat, kuku dan kelopak mata pucat, dan terdapat garis-garis hitam dibawah mata. Jika anemia menyerang, segera, segera atasi. Pada kondisi tubuh yang demikian, virus mudah menyerang karena kekebalan tubuh sangat menurun. Yang harus dilakukan oleh tubuh adalah segera membentuk sel-sel darah merah agar sistem kekebalan menguat kembali. Kandungan alami dalam ikan tongkol sangat baik untuk merangsang pembentukan sel darah merah. Namun pengolahannya harus direbus, dan dimakan dengan kuahnya sekaligus.Sebab jika melalui proses penggorengan, beberapa jenis protein akan rusak. Sebagai pengobatan, biasakan 3-4 kali dalam seminggu untuk mengkonsumsinya.
6. Mencegah Ejakulasi Dini
Jika kehidupan pasutri anda sedang menurun, mungkin saja disebabkan oleh berbagai faktor. Di sini apotek laut akan membantu anda dalam menghindarkan ejakulasi dini dan bisa tahan lama .
Caranya : ambil insang pada tongkol segar, rebus dengan daun jeruk purut 2 – 3 lembar dan sedikit garam hingga mendidih. Minum ramuan ini 1 – 2 jam sebelum berhubungan. Sedangkan bagi wanita cukup mengkonsumsi dagingnya secara teratur, akan meningkatkan vitalitas, termasuk di dalam urusan pasutri anda.
7. Kulit Kusam
Kulit dibagian tertentu seperti betis, lutut, lengan, dan siku sering terasa kasar dan kusam. Bagi kaum wanita hal ini sangat mengganggu penampilan dan kecantikan. Resep berikut bisa dicoba. Ambil kulit ikan tongkol dengan cara disayat-sayat, khusunya di sekitar sirip punggung sampai ekor. Rebus dengan batang serai yang dimemarkan dan tambahkan garam secukupnya. Makan sekaligus kuahnya secara rutin 2 – 3 kali seminggu. Sisik pada permukaan kulit tersebut perlahan-lahan akan mengelupas dan kulit menjadi halus kembali.
11. 6 Budidaya Ikan Tongkol
Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga pancing sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan seluruh dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 juta ton pertahun.Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai spesies ikan.
Ikan tongkol adalah ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan tetapi akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah.
Pembudidaya ikan tongkol banyak cara yang bisa kita lakukan.yaitu dengan cara menangkap ikan tersebut sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebih-lebihan. Contoh Alat Tangkap Yang di gunakan untuk Menangkap Ikan Tongkol di Perairan Teluk Meulaboh
Ada beberapa jenis alat tangkap yang menangkap ikan tongkol di perairan teluk Bone, jenis alat tangkap ini dari tahun ke tahun mulai tahun 1999–2007 beberapa mengalami pergantian. Adapun jenis alat tangkap tersebut antara lain :
1. Payang
Menurut Monintja (1991), jaring pada payang terdiri atas kantong, dua buah sayap, dua tali ris, tali selembar, serta pelampung dan pemberat. Kantong merupakan satu kesatuan yang berbentuk kerucut terpancung, semakin ke arah ujung kantong jumlah mata jaring semakin berkurang dan ukuran mata jaringnya semakin kecil. Ikan hasil tangkapan akan berkumpul di bagian kantong ini, semakin kecil ukuran mata jaring maka semakin kecil kemungkinan ikan meloloskan diri.. Sayap merupakan lembaran jaring yang disatukan dan berfungsi sebagai penggiring dan pengejut bagi ikan sehingga ikan mengarah ke mulut jaring. Sayap terdiri atas sayap kiri dan sayap kanan, memiliki ukuran mata jaring yang lebih besar dari bagian lainnya (Monintja, 1991).
Tali ris ada dua bagian, yaitu tali ris atas dan tali ris bawah. Tali ris atas lebih panjang dan tali ris bawah yang menyebabkan bibir jaring bagian atas lebih menjorok ke dalam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ikan meloloskan diri ke bagian bawah perairan. Tali ris berfungsi untuk merentangkan jaring dan merupakan tempat tali pelampung (floats) dan pemberat (sinker). Tali selembar adalah tali yang mengikat ujung sayap kiri dan kanan jaring, berfungsi menghubungkan antara jaring dan kapal/perahu (Subani dan Barus, 1989).
Pelampung dan pemberat berfungsi untuk membantu bukaan mulut jaring. Pelampung juga berfungsi untuk mempertahankan bentuk jaring sesuai dengan yang diinginkan dan menjaga bukaan mulut jaring dari pengaruh angin dan arus saat dioperasikan. Pemberat berfungsi agar bagian bawah jaring terendam sempurna sehingga membentuk bukaan mulut jaring yang maksimal (Monintja, 1991).
2. Pukat Cincin (Purse Seine)
Pukat cincin atau jaring lingkar (purse seine) merupakan jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapesium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung di dalam jaring. Pukat cincin atau purse seine adalah sejenis jaring yang di bagian bawahnya dipasang sejumlah cincin atau gelang besi. Dewasa ini tidak terlalu banyak dilakukan penangkapan tuna menggunakan pukat cincin, kalau pun ada hanya berskala kecil. Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri.
Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk. Pukat cincin dapat dioperasikan siang atau malam hari. Pengoperasian pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan. Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di malam hari adalah lampu, umumnya menggunakan lampu petromaks. Rumpon selain berfungsi sebagai alat pengumpul ikan juga berfungsi sebagai penghambat pergerakan atau ruaya ikan, sehingga ikan akan berada lebih lama di sekitar payaos. Rumpon dapat menjaga atau membantu cakalang tetap berada d lokasi pemasangannya selama 340 hari.
3. Jaring Insang
Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat bawah (srampat/selvedge) terbuat dari saran sebagai pengganti pemberat.
Tinggi jaring insang permukaan 5 - 15 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang pertengahan 5 - 10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi jaring insang dasar 1 - 3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas dan bawah.Pengoperasiannya dipasang tegak lurus di dalam perairan dan menghadang arah gerakan ikan. Ikan tertangkap dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal pada tubuh jaring. Satuan jaring insang menggunakan satuan pis jaring (piece). Satu unit gill net terdiri dari beberapa pis jaring (SISKA, 2010).
Dilihat dari cara pengoperasiannya, alat tangkap ini biasa dihanyutkan (drift gill-net), dilabuh (set gill-net), dilingkarkan (encircling gill-net). Jaring insang termasuk alat tangkap potensial terlebih setelah adanya Keppres 29/80 khususnya jaring insang dasar (bottom set gill-net) atau yang lebih dikenal dengan nama “Jaring klitik” (Genisa. A. S, 1998).
a. Jaring insang hanyut
Jaring insang hanyut adalah jenis gill net yang berbentuk empat persegi panjang. Jaring insang hanyut termasuk dalam klasifikasi jaring insang hanyut di permukaan air (surface drift gill net) atau jaring insang hanyut di pertengahan air (midwater drift gill net) dengan panjang tali ris bawah sama dengan atau lebih kecil daripada panjang tali ris atas. Pengoperasiannya dipasang tegak lurus dan dihanyutkan di dalam perairan mengikuti gerakan arus selama jangka waktu tertentu, salah satu ujung unit gill net diikatkan pada perahu/kapal atau kedua ujung gill net dihanyutkan di perairan. Pada perairan umum, jaring insang hanyut digunakan di danau atau waduk. Hasil tangkapan antara lain baung, kepiting, sepat siam, gabus, koan, lukas, mas, mujair, botia, berukung, benteur, bilih, tawes, depik, hampal, jelawat, kendia, lalawak, sili, nilem, parang, repang, salab, semah, seren, betutu, patin jambal, tempe dan lempuk (SISKA, 2010).
b. Jaring insang tetap
Jaring insang tetap adalah jaring insang berbentuk empat persegi panjang. Jaring insang tetap dapat dikategorikan dalam klasifikasi jaring insang tetap di dasar air (bottom set gill net), jaring insang tetap di pertengahan air (midwater set gill net) tergantung pada pemasangan gill net di dalam perairan. Tali ris bawah sama dengan atau lebih panjang daripada tali ris atas. Pengoperasiannya dipasang menetap di perairan dengan menggunakan pemberat selama jangka waktu tertentu. Pada perairan umum, jaring insang hanyut digunakan di danau atau waduk (SISKA, 2010).Dalam pengoperasiannya jaring ini bisa dilabuh (diset), lapisan tengah maupun dibawah lapisan atas, tergantung dari panjang tali yang menghubungkan pelampung dengan pemberat (jangkar). Jaring insang labuh ini sama dengan jaring klitik yaitu jaring insang dasar menetap yang sasaran utama penangkapannya adalah udang dan ikan-ikan dasar. Cara pengoperasian jaring insang labuh ini disamping didirikan secara tegak lurus, dapat juga diatur sedemikian rupa yang seakan-akan menutup permukaan dasar atsau dihamparan tepat di atas karang-karang (Genisa. A. S, 1998).
c. Jaring Lingkar
Jaring insang lingkar adalah jaring insang yang dalam pengoperasiannya dengan cara melingkarkan ke sasaran tertentu yaitu kawanan ikan yang sebelumnya dikumpulkan melalui alat bantu sinar lampu. Setelah kawanan ikan terkurung kemudian dikejutkan dengan suara dengan cara memukul-mukul bagian perahu, karena terkejut ikan-ikan tersebut akan bercerai-berai dan akhirnya tersangkut karena melanggar mata jaring (Genisa. A. S, 1998).
BAB 111
KESIMPULAN
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Ikan adalah sumber makanan yang penting.Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan air hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air.
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia.ikan tongkol memiliki banyak kandungan gizi yaitu omega 3. Asam amino. Protein dan zat lainya.Bayak manfaat dari pada ikan tongkol salah satunya yaitu untuk merangsang kecerdasan otak dan Mencegah datangnya beberapa penyakit degenerative
Ikan tongkol adalah ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan tetapi akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah.
Rabu, 09 November 2011
pesawat atwood
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari penggunaan hukum-hukum newton
2. Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia katrol
I.2 Dasar Teori
Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian,Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”.Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,” Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”.ΣF = 0Hukum Newton II berbunyi :” Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu bendadengan massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda.a = atau F = m.a
Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.2. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.3. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya. Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu “percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Secara matematis dapat ditulis :
Ket : F = Gaya yang bekerja pada sistem
m = Massa benda
a = percepatan yang dialami benda
sehingga dengan melihat persamaan diatas dapat memberikan beberapa arah dimana arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda, ada beberapa percepatan yang sebanding dengan gayanya, dalam arti jika gaya konstan maka percepatan yang timbul juga konstan.
v Untuk percepatan yang konstan :
v Untuk sebuah katrol dengan beban-beban, maka berlaku rumus :
Mk : massa katrol
Hukum Newton III :” Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkangaya lain yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah”. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum inidikenal dengan Hukum Aksi Reaksi.Faksi = -Freaksi Untuk percepatan yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus Berubah Beraturan. Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka gerak melingkar ini berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan- persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak linier. Momen inersia suatu bendaterhadap poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.I ~ mI ~ r2Untuk katrol dengan beban maka berlaku persamaan :a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2 dengan a = percepatan gerak m = massa beban I = momen inersia katrolr = jari-jari katrolg = percepatan gravitasi Udara akan memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda yang jatuh. Besarnya gaya gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurusdengan luas permukaan benda. Makin besar luas permukaan benda, makin besar gayagesekan udara yang bekerja pada benda tersebut. Gaya ini tentu saja akan memperlambat gerak jatuh benda. Untuk lebih memahami secara kualitatif tentanghambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak penerjun payung.Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus tidak tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika sampaidi tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melajusangat cepat. Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah. Dengan mengembangkan parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga gayahambatan udara yang bekerja papa penerjun cukup basar untuk memperlambatkelajuan terjun. Berdasarkan hasil demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara dapat diabaikan maka setiap benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada bentuk dan massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai kira-kira 9,80m/s2. untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.
Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan, setiap benda jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda dan massa benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkandua benda yang massa dan bentuknya sangat berbeda di dalam ruang vakum.Sehubungan dengan hal di atas, Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu bendadijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal dan selama geraknyamengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga gerak jatuh bebastermasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah perhitungan, kitatetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Persamaan-persamaan yang digunakandalam gerak jatuh bebas adalah :vo = 0 dan a = gketerangan :a1, a2 : silinder bebana3 : beban b : katrol yang dapat bergerak bebasc : tali penggantungd : penyangkut bebane : penghenti silinder f : tiang penggantungg : penjepit silinder Jika pada sistem pesawat dilepaskan penjepitnya, maka sistem akan bergerak dengan percepatan tetap. Besarnya percepatan a berbanding lurus dengan gayanya. Untuk gaya yang konstan, maka percepatan tetap sehingga berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan :xt = ½ at2dimana:t = waktu tempuha = percepatan sistemxt = jarak setelah t detik Setelah beban mb ditahan oleh pengangkut beban, silinder a1 dan a2 tetapmelanjutkan gerakannya dengan kecepatan konstan. Dalam keadaan ini resultan gayayang bekerja pada sistem sama dengan nol (sesuai dengan hukum Newton I ).Sehingga jarak tempuh silinder a1 dan a2 setelah beban tersangkut, dapat dinyatakansebagai berikut :xt = v.tGerak RotasiBila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan gerak linier.
Apabila torsi bekerja pada benda yang momen inersianya I, maka dalam bendaditimbulkan percepatan sudut yaitu :Τ = I.αPersamaan Gerak untuk KatrolBila suatu benda hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka geraknyadapat dianalisa sebagai berikut : NΣF = 0r -T1 – m + T2 + N = 0-T1 + T2 = 0-T1 = T2mgT1 T2Bila beban diputar dan katrol pun dapat berputar pula maka geraknya dapat dianalisissebagai berikut :T1 T2T1 T2m2m1 mΣτ = IαT1.r + T2.r = IαPercepatannya adalah : a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2
BAB II
ALAT DAN BAHAN
II.1 Alat yang digunakan pada percobaan
1. Pesawat atwood lengkap
· Tiang berskala
· Dua beban dengan tali
· Katrol
· Penjepit beban
· Penyangkut beban
2. Stopwatch
3. Neraca/timbangan
4. jangka sorong
II.2 Bahan yang digunakan pada percobaan
1. Keping alumunium bermasa 2,4 dan 6 gram
BAB III
METODE KERJA
1. Percobaan pada gerak lurus beraturan
· Timbang beban m1, m2, m3 (usahakan m1=m2).
· Letakkan beban m1 pada penjepit p.
· Beban m2 dan m3vterletak pada kedudukan A.
· Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja c ( secara table ).
· Bila penjepitbp dilepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. catat waktu yang diperlukann untuk gerak antara BC.
· Ulangilah percobaan di atas dengan mengubah kedudukan meja C ( ingat tinggi beban m2).
· Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan beban m3 yang lain.
2. Percobaan pada gerak lurus berubah beraturan
· Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan
· Catatlah kedudukan A dan B ( secara table )
· Bila beban m1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah beraturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini
· Ulangilah percobaan di atas dengan mengubah-ubah kedudukan B. catatlah selalu jarak AB dan waktu yang di perlukan
· Ulangilah percobaan di atas dengan mengubah beban m3
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
IV.1 Data Pengamatan
a.Gerak Lurus Beraturan
No | M(gr) | S ( cm ) | t ( s ) | V ( cm/s) |
1 | 2 | 15 | 1.1 | 13,6 |
25 | 1,75 | 14,28 | ||
2 | 4 | 15 | 1,99 | 7,54 |
25 | 0,98 | 25,51 | ||
3 | 6 | 15 | 0,68 | 22,06 |
25 | 0,81 | 30,86 |
b.Gerak Lurus Berubah Beraturan
No | M (gr) | S (cm ) | t ( s ) | a ( cm/s2 ) | V ( cm/s ) | I ( gr/cm2 ) |
1 | 2 | 15 | 1,2 | 20,83 | 24,99 | -988,503 |
25 | 2,41 | 8,60 | 20,73 | 4638,961 | ||
2 | 4 | 15 | 1,92 | 8,152 | 15,65 | 15192,95 |
25 | 1,57 | 20,32 | 31,90 | 3083,178 | ||
3 | 6 | 15 | 0,93 | 34,88 | 32,44 | 1975,660 |
25 | 1,13 | 39,06 | 44,16 | 1216,988 |
IV.2 Data Perhitungan
a.Gerak Lurus Beraturan
V =
1. Dik : m = 2 , s = 15 dan 25 , t = 1,1 dan1,75
V = = 13,6
V = = 14,28
2. Dik : m = 4 , s = 15 dan 25 , t = 1,99 dan 0,98
V = = 7,54
V = = 25.51
3. Dik : m = 6 , s = 15 dan 25 , t = 0,68 dan0,81
V = = 22,06
V = = 30,86
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan
a = v = a x t
1. a = = = 20.83
v = 20,83 . 1,2 = 24.99
a = = = 8,60
V = 8,60 . 2,41 = 20,73
2. a = = = 8,152
v = 8,152 . 1,92 = 15,65
a = = = 20,32
V = 20,32 . 1,57 = 31,90
3. a = = = 34,88
V= 34,88 . 0,93 = 32,44
a = = = 39,06
v = 39,06. 1,13 = 44,16
I = 2
1. a.I =[ - (2 . 57,8 + 2). 6,4852
= (94,095 – 117,6). 42,055
= -988,533
b. I =[ - (2 . 57,8 + 2). 6,4852
= (227,907 – 117,6). 42,055
= 4638,961
2. a. I =[ - (2 . 57,8 + 4). 6,4852
= (480,864 – 119,6). 42,055
= 15192,95
b. I =[ - (2 . 57,8 + 4). 6,4852
= (192,913 – 119,6). 42,055
= 3083,178
3. a. I =[ - (2 . 57,8 + 6). 6,4852
= (168,578 – 121,6). 42,055
= 1975,660
b. I =[ - (2 . 57,8 + 6). 6,4852
= (150,538 – 121,6). 42,055
= 1216,988
BAB V
PEMBAHASAN
Sebelum percobaan dimulai, kami terlebih dahulu mengukur kelembaban, mengukur suhu, dan mengukur tekanan udara, dan pengukuran dilakukan kembali sesudah percobaan adapun data yang diperoleh sebagai berikut:
Keadaan ruangan | P(cm) Hg | T (0C) | C (%) |
Sebelum percobaan | 74,7 | 31 | 78 |
Sesudah percobaan | 74,7 | 31 | 71 |
Setelah itu kami melakukan percobaan pesawat atwood dengan cara menentukan keeping ukuran berapa yang akan kita gunakan,menghitung waktu gerak lurus beraturan dan menghitung waktu gerak lurus berubah beraturan. dengan keping berturut-turut yaitu seberat 2 gr, 4gr, dan 6gr. Selain itu kita menentukan jarak antara bandul yang pertama 15cm dan jarak yang kedua 25cm. Adapun hasil dari percobaan dan analisis data diperoleh data sebagai berikut:
Table hasil analisis data
beban | Jarak | Percepatan GLBB | Kecepatan GLBB | Kecepatan GLB |
2 gr | 15 | 20.83 | 24,99 | 13,6 |
2 gr | 25 | 8,60 | 20,73 | 14,28 |
4 gr | 15 | 8,152 | 15,65 | 7,54 |
4 gr | 25 | 20,32 | 31,90 | 25.51 |
6 gr | 15 | 34,88 | 32,44 | 22,06 |
6 gr | 25 | 39,06 | 44,16 | 30,86 |
Pada GLBB hukum Newton tidak berlaku secara sempurna karena adanya variabel lain yang tidak diperhitungkan seperti adanya tiupan angin, elastisitas tali penggantung, dan gaya gesek pada katrol. Dari hasil percobaan diatas, dapat kita lihat bahwa percepatan semakin besar dengan adanya pertambahan beban.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan pesawat Atwood ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya. Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat Atwood ini yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan benda dalam menempuh pesawat Atwood itu disebakan oleh factor internal dan factor eksternal yang sangat biasa terjadi dalam melakukan percobaan yang butuh ketelitian.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi percobaan kurang teliti :
a. Posisi katrol tidak stabil.
b. Beban berputar sehingga posisi berubah.
c. Pencatatan waktu yang kurang tepat dan kurang akurat.
Pada pesawat atwood dapat diketahui bahwa pada GLB kecepatan benda konstan, percepatan benda = 0 dan pada GLBB percepatan benda konstan. Pada GLB dan GLBB hukum II Newton berlaku yaitu, jika massa diperbesar maka kecepatan dan percepatan bertambah besar.
LAMPIRAN
Tugas akhir
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
2. Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3. Tentukan besar kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
4. Dari hasil ini apakah hukum newton benar-benar berlaku?
5. Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan yang berbeda?
6. Tentukanlah momen inersia katrol bila diambil kecepatan grafitasi setempat 9,83 m/s2?
Jawab
1. V =
V = = 13,6
V = = 14,28
V = = 7,54
V = = 25.51
V = = 22,06
V = = 30,86
2. Kurang teliti, karena disebabkan oleh beberapa factor diantaranya faktor katrol yang tidak stabil dan pengukuran-pengukuran yang kurang tepat
3. v = 20,83 . 1,2 = 24.99
v = 8,152 . 1,92 = 15,65
V= 34,88 . 0,93 = 32,44
V = 20,75 . 2,41 = 50,01
V = 31,85 . 1,57 = 50,00
v = 44,25 . 1,13 = 50,00
4. Ya berlaku, karena untuk menghitung data-data pengamatan menggunakan beberapa hukum newton
5. Kecepatan pada gerak lurus beraturan
6. I =[ - (2 . 57,8 + 2). 6,4852
= (150,538 – 121,6). 42,055
= 1216,988
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/25269102/PESAWAT-ATWOOD
http://www.scribd.com/doc/44808928/Laporan-Praktikum-Pesawat-Atwood
http://www.scribd.com/doc/38325752/Pesawat-atwood
Langganan:
Postingan (Atom)